05 April 2023

Intip Kiprah 20 Tahun Reliance Group di Industri Keuangan







Intip Kiprah 20 Tahun Reliance Group di Industri Keuangan

https://www.cnbcindonesia.com/market/20230314172301-17-421634/intip-kiprah-20-tahun-reliance-group-di-industri-keuangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Reliance Group telah menginjak usia ke-20 tahun pada Maret 2023. Dalam perjalanan selama 20 tahun itu, Reliance Group berhasil mengembangkan bisnis dan mencatat pertumbuhan kinerja yang membanggakan.

Diketahui Reliance Group didirikan pada 2003 melalui pembentukan unit bisnis asuransi umum dan sekuritas, yakni PT Asuransi Reliance Indonesia dan PT Reliance Sekuritas Indonesia. Pada periode ini Reliance memupuk bisnis dengan membangun kepercayaan masyarakat akan perusahaan.

Dengan kepercayaan yang kuat di masyarakat, Reliance Sekuritas Indonesia pun memiliki kesiapan untuk melantai di PT Bursa Efek Indonesia pada 2005, sementara Asuransi Reliance Indonesia perluas usaha dengan masuk ke segmen asuransi kesehatan pada 2007 kemudian asuransi kendaraan dan unit Usaha Syariah hingga saat ini.

Menjawab kepercayaan investor yang terus bertambah dan dalam rangka meningkatkan layanan terhadap nasabah, Reliance Sekuritas Indonesia membangun aplikasi ReliTrade sebagai aplikasi online trading pada 2010. Hebatnya, Reliance Sekuritas Indonesia menjadi sekuritas pertama di Indonesia yang menciptakan layanan online trading.

Seiring berjalannya waktu, Reliance Group melebarkan sayapnya di industri keuangan lainnya dengan mendirikan lini bisnis Asuransi Jiwa, Perusahaan Asset management dan Perusahaan Pembiayaan di 2012, yakni PT Asuransi Jiwa Reliance Indonesia, PT Reliance Manajer Investasi dan PT Usaha Pembiayaan Reliance Indonesia.

Founder and Group Chairman Reliance Group Anton Budidjaja mengungkapkan, keberhasilan perusahaan membangun unit bisnis diikuti dengan pecapaian kinerja yang memuaskan dari sisi revenue. Kinerja tersebut didorong oleh model bisnis dari semua lini usaha Reliance Group yang direncanakan beberapa tahun terakhir. Terutama dari lini bisnis asuransi baik PT Asuransi Reliance Indonesia dan PT Asuransi Jiwa Reliance Indonesia.

"Lini proteksi kami secara revenue memberikan andil yang sangat signifikan, sekitar 70%. Tapi secara profitabilitas, dari 3 lini RCM cukup memberikan diversifikasi profit. Jadi, masing-masing lini memberikan porsi cukup seimbang," jelas dia kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Tak ketinggalan, dalam perluas bisnis di sektor keuangan, Reliance juga berhasil mengakuisisi saham bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) sebesar 20,5% di tahun 2014.

Tidak sampai disitu, kuatnya kepercayaan dibuktikan perusahaan dengan membentuk perusahaan Venture dan unit syariah asuransi umum dengan 3 perusahaan asing pada tahun 2015.

Alhasil, berbagai upaya yang dilakukan Reliance Capital Management dalam mengembangkan usahanya tersebut terbayarkan. Perusahaan berhasil memperoleh skor Good Corporate Governance (GCG) tinggi dari PWC di 2016.

Tak puas sampai disitu, periode 2017 hingga 2018, Reliance melanjutkan pengembangan usaha dengan mendirikan unit syariah pada perusahaan pembiayaan dan unit usaha syariah di Asuransi Jiwa serta pertama kalinya mendirikan pembiayaan Modal Ventura. Sementara di 2019 Reliance Capital Management mendirikan perusahaan fintech yaitu PT Reliance Integrasi Dunia anda yaitu salah satu perusahaan yang mengintegrasika ekosistem Reliance Group yang hingga saat ini telah berhasil meluncurkan beberapa kali produk-produk digital handal seperti RelDoc, Relinvest, ReliDana, dan lain-lain yang kesemuanya memberikan kemudahan kepada nasabah Reliance Group bertransaksi dengan produk-produk Reliance Group secara cepat, tepat, akurat dan aman.

Di tahun 2020, Reliance melepas kepemilikan sahamnya di BKE ke Sea Group dengan alasan pertimbangan bisnis yang telah dipertimbangkan secara matang.

Selanjutnya, dalam mendukung digitalisasi keuangan di Indonesia, pada 2021 Reliance meluncurkan produk digital ReliPay sebagai e-wallet bagi nasabah dengan berbagai kelebihan fitur yang menarik. Adapun aksi korporasi lainnya yang belum lama ini dilakukan oleh unit usaha pembiayaan yakni penerbitan Obligasi sebesar Rp 400 miliar.

Anton juga menyebutkan RCM telah memiliki rencana untuk melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO). Rencana tersebut sudah termasuk dalam rencana bisnis jangka panjang Reliance Group yang sudah diwacanakan beberapa tahun lalu.

"Namun berhubung adanya pandemi Covid-19, rencana ini tertunda. Rencana tersebut saat ini sedang dalam proses pengkajian lebih lanjut," pungkas dia.

Dia menegaskan sebagai lembaga keuangan melalui anak usahanya, RCM membutuhkan permodalan. Sehingga aktif mencari fundraising baik itu melalui IPO atau investor baru.